My Friends

Friday 9 December 2011

Berukkah Nenek Moyang Kita II




Berbalik kepada Teori Evolusi yang dinyatakan oleh Charles Darwin, adakah manusia berasal daripada evolusi beruk?

Norman Macbeth, yang menyanggah Darwinisme dalam bukunya Darwin Retried, menyatakan:
Inti permasalahannya adalah apakah makhluk hidup sungguh [mampu] berubah hingga tingkat tak terbatas… Spesies terlihat tetap. Kita semua telah mendengar kekecewaan pemulia yang telah bekerja keras hanya untuk mendapatkan hewan atau tumbuhannya kembali ke bentuk seperti di awal kerja mereka. Meskipun ada usaha keras selama dua atau tiga abad, tetap belum mungkin menghasilkan mawar berwarna biru atau tulip berwarna hitam
Jika benar adanya evolusi bagi peralihan spesies pastinya ada hidupan yang dijumpai oleh ahli arkeologi dalam bentuk atau di tahap peralihan.

Jika demikian kejadiannya, maka seharusnya telah hidup spesies peralihan yang tak terhitung jumlahnya selama masa panjang ketika perubahan bentuk ini dianggap sedang berlangsung. Sebagai contoh, seharusnya telah hidup di masa lalu makhluk setengah ikan-setengah reptilia yang yang telah memperoleh beberapa ciri reptilia sebagai tambahan atas ciri ikan yang telah mereka miliki. Atau seharusnya telah hidup makhluk reptilia-burung, yang telah memperoleh ciri burung sebagai tambahan atas ciri reptilia yang telah mereka miliki. Evolusionis menyebut makhluk khayalan ini, yang mereka percaya pernah hidup di masa lampau, sebagai "bentuk-bentuk peralihan."


Robert Carrol, seorang pakar paleontologi vertebrata yang juga seorang evolusionis, memberikan pengakuan bahwa harapan Darwinis tidak terpuaskan dengan penemuan fosil:
"Meski ada upaya keras mengumpulkan [fosil] lebih dari seratus tahun sejak masa kematian Darwin, rekaman fosil masih belum menghasilkan gambaran adanya bentuk-bentuk peralihan tak terkira jumlahnya yang ia harapkan"

Proses evolusi spesies ini berjaya disangkal dengan penemuan-penemuan fosil-fosil terbaru yang mungkin tidak dapat dijumpai oleh Charles Darwin pada zamannya dahulu.

Fosil Belangkas yang berusia 450 juta tahun
masih sama seperti yang ada sekarang

Fosil Tapak Sulaiman yang berusia 150 juta tahun
Fosil tiram pada Zaman Ordovisium  yang masih
sama seperti sekarang.
Bagi menerangkan semua kekeliruan manusia, hanya ada satu kitab sahaja yang tidak ditulis oleh mana manusia (melebihi jangkauan akal manusia) dan tidak pernah berubah sedikit pun iaitu Al-Quran. Al-Quran menjadi kitab popular dikalangan saintis Barat untuk dikaji pada masa sekarang.

Apa yang dikatakan Al-Qur'an telah awal kehidupan ini? Allah SWT berfirman: "... Dan dari air, Kami jadikan segala sesuatu yang hidup..." (QS Al-Anbiya': 21)

Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman: "Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki." (QS An-Nur: 45)

Perhatikan, bagaimana Al-Qur'an sejak 14 abad yang lalu, telah mengatakan dan menegaskan bahwa asal kehidupan ini adalah air.


Tentang penciptaan manusia pula Allah meletakkan taraf manusia itu lebih jauh tingginya daripada beruk.



Suku kata ‘adam’ dalam bahasa Arabnya berasal dari kata ‘adîmul ardhi’ yang artinya makhluk yang diciptakan dari lapisan permukaan bumi yang disebut debu (turbah). Al-Qur'an menegaskan bahwa Adam diciptakan dari unsur debu ini, sebagaimana yang Allah SWT firmankan: "Dari bumi (tanah), itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kami pada kali yang lain." (QS Thaha: 55)

Yang menakjubkan, ketika para ilmuwan menganalisa kandungan zat yang terdapat pada tubuh manusia, mereka mendapatkan bahwa unsur pembentuk tubuh manusia itu ada 16, di antaranya: silikon, besi, alumunium, kalsium, sodium, potasium, magnesium dan lain sebagainya. Dan pada saat yang sama, ketika mereka menganalisa kandungan zat yang terdapat pada debu, mereka mendapatkan jumlah yang sama pada unsur pembentuknya.




Allah SWT berfirman: "Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata. Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; Ia berkata: 'Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?' Katakanlah: 'Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk." (QS Yaasin: 77-79)

Jadi adakah kita lebih mempercayai akal seorang manusia bernama Charles Darwin atau Pencipta sekelian alam??...atau kita terpaksa menidakkan kebenaran demi ego dan prinsip diri yang mempercayai bahawa Pencipta itu tidak wujud?. Atau manusia lainnya tidak dapat mempercayai kata-kata Pencipta demi memelihara agama nenek moyang mereka. Fikirkanlah.

(Sumber 1, Sumber 2 dan berdasarkan pemahaman penulis)

No comments:

Post a Comment